Latest Entries »

Jual Madu Hutan Asli

 

 
Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.” (QS. An Nahl : 69).

View full article »

Tahun Baru dan Perselingkuhan Bangsa

Tahun baru 2013 M tiba, sejatinya ia bukanlah anugerah tetapi ia patut disebut ‘bencana’. Datangnya pergantian tahun membuat fisik semua makhluk di muka bumi kian bertambah tua, atau bertambah renta, bukan kebalikannya. Identiknya pejabatpun akan segera pensiun, kecantikan pun kian pudar, kekuatan fisik berkurang, bangunan pun kian rapuh atau akan roboh.
Ia pun bukan ‘barang’ baru, tetapi ‘barang’ lama dan tua, dulu ia baru berusia 2012, kini tahun itu telah memasuki usianya yang ke- 2013.Alhasil, setiap datangnya tahun baru, berarti semakin berkurangnya usia masing-masing setiap manusia. Seperti ketika sebagian orang ‘salah kaprah’ setiap tanggal kelahirannya sorak-sorai merayakan ulang tahunnya, yang sejatinya ‘merayakan’ semakin berkurangnya usianya, bertambah tua berarti semakin kuranglah usianya, perlahan ajal mendekat. Bahkan dengan pergantian tahun berarti akhir zaman(Kiamat) Kian mendekat. Meskipun di sisi lain, Alhamdulillah manusia patut bersyukur masih diberi usia panjang sampai dipertemukan dengan tahun baru ini, tentunya bersyukur sebatas dengan tindakan yang positif. View full article »

maulid nabi SAW

Memuliakan Hari Kelahiran Nabi Muhammad SAW
03/03/2009
Ketika memasuki bulan Rabiul Awwal, umat Islam merayakan hari kelahiran Nabi SAW dengan berbagai cara, baik dengan cara yang sederhana maupun dengan cara yang cukup meriah. Pembacaan shalawat, barzanji dan pengajian­pengajian yang mengisahkan sejarah Nabi SAW menghiasi hari-hari bulan itu.

Sekitar lima abad yang lalu, pertanyaan seperti itu juga muncul. Dan Imam Jalaluddin as-Suyuthi (849 H – 911 H) menjawab bahwa perayaan Maulid Nabi SAW boleh dilakukan. Sebagaimana dituturkan dalam Al-Hawi lil Fatawi:

“Ada sebuah pertanyaan tentang perayaan Maulid Nabi SAW pada bulan Rabiul Awwal, bagaimana hukumnya menurut syara’. Apakah terpuji ataukah tercela? Dan apakah orang yang melakukannya diberi pahala ataukah tidak? Beliau menjawab: Menurut saya bahwa asal perayaan Maulid Nabi SAW, yaitu manusia berkumpul, membaca Al-Qur’an dan kisah-kisah teladan Nabi SAW sejak kelahirannya sampai perjalanan kehidupannya. Kemudian menghidangkan makanan yang dinikmnti bersama, setelah itu mereka pulang. Hanya itu yang dilakukan, tidak lebih. Semua itu termasuk bid’ah al-hasanah. Orang yang melakukannya diberi pahala karena mengagungkan derajat Nabi SAW, menampakkan suka dta dan kegembiraan atas kelahiran Nnbi Muhammad SAW yang mulia”. (Al-Hawi lil Fatawi, juz I, hal 251-252)

Jadi, sebetulnya hakikat perayaan Maulid Nabi SAW itu merupakan bentuk pengungkapan rasa senang dan syukur atas terutusnya Nabi Muhammad SAW ke dunia ini. Yang diwujudkan dengan cara mengumpulkan orang banyak. Lalu diisi dengan pengajian keimanan dan keislaman, mengkaji sejarah dan akhlaq Nabi SAW untuk diteladani. Pengungkapan rasa gembira itu memang dianjurkan bagi setiap orang yang mendapatkan anugerah dari Tuhan. Sebagaimana firman Allah SWT :

قُلْ بِفَضْلِ اللهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَالِكَ فَلْيَفْرَخُوا

Katakanlah (Muhammad), sebab fadhal dan rahmat Allah (kepada kalian), maka bergembiralah kalian. (QS Yunus, 58)

Ayat ini, jelas-jelas menyuruh kita umat Islam untuk bergembira dengan adanya rahmat Allah SWT. Sementara Nabi Muhammad SAW adalah rahmat atau anugerah Tuhan kepada manusia yang tiadataranya. Sebagaimana firman Allah SWT:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ

Dan Kami tidak mengutusmu (Muhammad) kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam. (QS. al-Anbiya’,107)

Sesunggunya, perayaan maulid itu sudah ada dan telah lama dilakukan oleh umat Islam. Benihnya sudah ditanam sendiri oleh Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadits diriwayatkan:

عَنْ أبِي قَتَادَةَ الأنْصَارِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صَوْمِ اْلإثْنَيْنِ فَقَالَ فِيْهِ وُلِدْتُ وَفِيْهِ أُنْزِلَ عَلَيَّ – صحيح مسلم

Diriwayatkan dari Abu Qatadah al-Anshari RA bahwa Rasulullah SAW pernah ditanya tentang puasa Senin. Maka beliau menjawab, “Pada hari itulah aku dilahirkan dan wahyu diturunkan kepadaku”. (HR Muslim)

Betapa Rasulullah SAW begitu memuliakan hari kelahirannya. Beliau bersyukur kepada Allah SWT pada hari tersebut atas karunia Tuhan yang telah menyebabkan keberadaannya. Rasa syukur itu beliau ungkapkan dengan bentuk puasa.

Paparan ini menyiratkan bahwa merayakan kelahiran (maulid) Nabi Muhammad SAW termasuk sesuatu yang boleh dilakukan. Apalagi perayaan maulid itu isinya adalah bacaan shalawat, baik Barzanji atau Diba’, sedekah dengan beraneka makanan, pengajian agama dan sebagainya, yang merupakan amalan-amalan yang memang dianjurkan oleh Syari’ at Islam. Sayyid Muhammad’ Alawi al-Maliki mengatakan:

“Pada pokoknya, berkumpul untuk mengadakan Maulid Nabi merupakan sesuatu yang sudah lumrah terjadi. Tapi hal itu termasuk kebiasaan yang baik yang mengandung banyak kegunaan dan manfaat yang (akhirnya) kembali kepada umat sendiri dengan beberapa keutamaan (di dalamnya). Sebab, kebiasaan seperti itu memang dianjurkan oleh syara’ secara parsial (bagian­bagiannya)”

“Sesungguhnya perkumpulan ini merupakan sarana yang baik untuk berdakwah. Sekaligus merupakan kesempatan emas yang seharusnya tidak boleh punah. Bahkan menjadi kewajiban para da’i dan ulama untuk mengingatkan umat kepada akhlaq, sopan santun, keadaan sehari-hari, sejarah, tata cara bergaul dan ibadah Nabi Muhammad SAW. Dan hendaknya mereka menasehati dan memberikan petunjuk untuk selalu melakukan kebaikan dan keberuntungan. Dan memperingatkan umat akan datangnya bala’ (ujian), bid’ah, kejahatan dan berbagai fitnah”. (Mafahim Yajib an Tushahhah, 224-226)

Hal ini diakui oleh Ibn Taimiyyah. Ibn Taimiyyah berkata, “Orang-orang yang melaksanakan perayaan Maulid Nabi SAWakan diberi pahala. Begitulah yang dilakukan oleh sebagian orang. Hal mana juga di temukan di kalangan Nasrani yang memperingati kelahiran Isa AS. Dalam Islam juga dilakukan oleh kaum muslimin sebagai rasa cinta dan penghormatan kepada Nabi SAW. Dan Allah SWT akan memberi pahala kepada mereka atas kecintaan mereka kepada Nabi mereka, bukan dosa atas bid’ah yang mereka lakukan”. (Manhaj as-Salaf li Fahmin Nushush Bainan Nazhariyyah wat Tathbiq, 399)

Maka sudah sewajarnya kalau umat Islam merayakan Maulid Nabi SAW sebagai salah satu bentuk penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW. Dan juga karena isi perbuatan tersebut secara satu persatu, yakni membaca shalawat, mengkaji sejarah Nabi SAW, sedekah, dan lain sebagainya merupakan amalan yang memang dianjurkan dalam syari’at Islam.

KH Muhyiddin Abdusshomad
Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Islam (Nuris), Ketua PCNU Jember

Maaf baru buat…..

ANCAMAN SEKS BEBAS DI KALANGAN REMAJA
kick andyHasil riset dari penelitian yang telah dilakukan oleh KOMNAS Perlindungan Anak (2007) ataupun BKKBN (2010), mengenai perilaku remaja yang melakukan hubungan seks pra nikah, menunjukkan kecenderungan meningkat. Data hasil riset BKKBN misalnya, mengatakan bahwa separuh remaja perempuan lajang yang tinggal di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi telah kehilangan keperawanan dan mengaku pernah melakukan hubungan seks sebelum menikah, bahkan tidak sedikit yang mengalami kasus hamil di luar nikah. Ironisnya temuan serupa ternyata juga terjadi di kota-kota besar lainnya seperti Surabaya, Medan, Bandung, dan Yogyakarta.
Hasil senada juga ditunjukkan oleh riset yang dilakukan oleh Yayasan Kita dan Buah Hati (YKB) selama tahun 2010. Pada awalnya riset YKB lebih ke arah kesiapan anak menghadapi masa pubertasnya. Tetapi hal mengejutkan terjadi ketika YKB menemukan bahwa anak-anak (SD kelas 4 dan 5) justru memberikan informasi mengenai sejauh mana mereka telah mengetahui tentang pornografi, dan itu sangat tidak terbayangkan sebelumnya oleh para relawan YKB.
Kecenderungan perilaku seks bebas dikalangan usia 13 hingga 18 tahun ini tentu saja membawa dampak tidak hanya pada rentannya kesehatan alat reproduksi, selain meningkatnya kasus penularan penyakit infeksi HIV/AIDS, tetapi juga tingginya jumlah kasus kehamilan di luar nikah yang memicu masalah lain. Yaitu meningkatnya jumlah praktek aborsi illegal. Perilaku seks bebas di kalangan remaja ini mungkin hanya salah satu implikasi masalah dari sederet persoalan yang dihadapi anak dan remaja dimasa sekarang. Sebab akibat yang ditimbulkan seperti efek domino yang dipicu dari habitat awal dimana seharusnya anak dan remaja ini tumbuh berkembang dengan sehat jasmani maupun rohani, yaitu keluarga da lingkungan.
Fakta kita hadirkan dalam episode Kick Andy kali ini. Bunga (18 tahun) remaja putri yang kini berprofesi sebagai pekerja seks komersial diantara kesibukan sekolahnya. Gadis ini pertama kali melakukan hubungan seks saat ia masih kelas satu SMU. Tindakan kebablasan itu ia lakukan dengan pacarnya. Setelah putus dari lelaki yang dipacarinya hanya 7 bulan itu, bukannya menyesal dan berhenti melakukan, ia justru terjerumus menjadi pekerja seks komersial. Meski uang sekolah dan uang jajan dari orang tuanya selalu ada (Bunga tidak tinggal serumah dengan orangtuanya), namun Bunga merasa masih perlu tambahan dalam jumlah cukup besar. Tidak hanya untuk ongkos jalan-jalan atau biaya penampilan ketika bergaul, tetapi juga untuk membeli minuman beralkohol di café-café dan bar tempat nongkrong bersama teman-temannya. Dari mulut ke mulut, jaringan dibangun, seiring makin banyak “klien” menghubunginya, bahkan diantaranya ada yang memiliki jabatan penting di negeri ini.
Fakta menyedihkan berikutnya kita dengar dari Surabaya. Vera, remaja putri usia 17 tahun. Dalam kondisi hamil tanpa suami, Vera bertindak sebagai pekerja seks komersial yang mengkoordinir teman-temannya perempuan dibawah umur. Media massa memberitakan Vera sebagai “germo cilik” yang menjajakan teman-temannya pekerja seks yang berusia belia. Padahal saat masih SMP, Vera tergolong seorang siswi cerdas yang menerima beasiswa.
Tidak hanya anak atau remaja perempuan saja yang harus selalu dikhawatirkan. Anak dan remaja laki-laki pun, harus mendapat perhatian yang sama. Kita lihat kasus Justin (20 tahun), remaja pria yang berprofesi sebagai pekerja seks komersial profesional. Mengapa kami katakan demikian? Bahkan untuk menemui ataupun menghubungi dia pun kami harus melalui beberapa lapis perantara yang memang benar-benar kolega Justin. Hal tersebut memang sebagai salah satu pengaman dalam transaksinya. Justin mengakui bahwa profesi yang ia jalani saat ini tentu saja bukan profesi yang ia bayangkan akan ia lakukan. Tetapi bila mendengar kisah kecilnya, kita menjadi tahu (bukan maklum!) mengapa terjerumus dalam pekerjaan itu. Menurut pengakuannya, saat usianya 5 tahun, Justin kecil dan kawan-kawannya yang kebanyakan berusia remaja (ia selalu berteman dengan kawan-kawan yang usianya lebih dewasa dari usianya), sangat gemar menonton film dewasa. Berbekal pengetahuan dari film-film itulah, ia menjadi sangat berani meng-explorasi diri soal seks. Tak heran, hubungan seksual pertama kali ia lakukan saat ia masih duduk di bangku SD, dan ia lakukan dengan pacarnya seorang gadis kecil kelas 1 SMP. Selepas SMP di Surabaya ia nekat ke Jakarta untuk sekolah SMU, tetapi lingkungan di ibukota justru makin mematangkan imajinasi dan fantasi tentang seks dalam otak remaja pria ini. Ia akui, bahwa profesinya menuntut ia melayani siapapun dan apapun yang diinginkan oleh “klien” yang membutuhkan jasanya. Tidak cuma para wanita dewasa maupun remaja, tetapi justru kini lebih banyak “klien” laki-laki yang menghubunginya.
Bagaimana kita bisa memahami kenyataan memilukan para remaja ini? Ibu Elly Risman, psikolog dari Yayasan Kita dan Buah Hati, membantu kita melihat persoalan pelik ini. Berangkat dari aktifitas YKB selama 10 tahun, Ibu Elly menjelaskan bagaimana YKB mendata, mengkoleksi, semua laporan-laporan, juga informasi dan berita di media massa, mengenai kasus-kasus penyimpangan dan kekerasan seksual yang dilakukan pada dan oleh anak maupun remaja. Beliau kemudian memberikan pemetaan persoalan bagaimana seharusnya “bencana nasional” yang menimpa generasi muda dan mengancam ketahanan negara ini bisa dicegah maupun di tanggulangi. Bagaimana seharusnya keluarga berperan terutama kedua orang tua harus bertindak? Bagaimana orangtua seharusnya bersikap terhadap anak dan remaja di era digital ini? Juga bagaimana seharusnya orangtua menerapkan adaptasi teknologi yang benar dan aman dari racun “pornografi” pada anak-anaknya.
Sebagai contoh kasus, kita hadirkan Josh Peter, yang kita kenal di dunia entertainment dengan nama Jupiter Fortissimo. Mantan Coverboy sebuah majalah remaja yang terjebak dunia narkoba, kehidupan seks bebas, dan bahkan mengalami disorientasi seksual. Secara terbuka Josh Peter mengakui saat ia usia 6 tahun pernah mengalami pelecehan seksual oleh orang dekat yang dipercaya ibunya sebagai pengasuhnya. Ibu Josh Peter pun ikut hadir berbagi pengalaman dengan pemirsa di studio tentang kepedihannya, juga bagaimana ia mendampingi anaknya ketika berada dimasa-masa kegelapan hidup.
Terlepas dari apa dan dari mana penyebab semua ini berawal. Fakta-fakta menyedihkan ini, seperti perilaku seks bebas usia dini, kasus prostitusi anak, pelecehan seksual, kekerasan, trafficking – hendaknya menjadi cermin bagi semua pihak, tidak hanya orangtua, tetapi juga penyelenggara negara pun harus ikut bertanggung jawab pada pertumbuhan kesehatan fisik maupun mental generasi muda negeri ini. Semoga bermanfaat!.
Dari artikel yang saya kutip di atas perilaku remaja jaman sekarang sungguh sangat mengkhawatirkan, satu-satunya cara yang dapat kita lakukan adalah peningkatan keimanan dan ketaqewaan Terhadap Allah SWT, tapi hal ini sangatlah tidak mudah karea kesadaran akan pentingnya agama di masyarakat kita sudah sangat menurun. Entah apa ini memang menunjukkan bahwa di akhir zaman ini dunia sudah semakin rusak dimana manusia sudah kurang perduli akan agamanya. Wallohu ‘alam bis showab.